Thursday, November 19, 2009

budaya indonesia

Mencintai Seni Budaya Indonesia

Dalam perjalanan di jalan tol beberapa hari lalu, saya mendengar dialog tentang
nasib seni dan budaya Indonesia yang disiarkan sebuah radio. Intinya, pencinta
seni budaya kecewa pemerintah kurang peduli pada seni dan budaya Indonesia.
Dampaknya, generasi muda Indonesia sudah menjadi generasi MTV.

Saat ini banyak anak dan remaja Indonesia yang lebih hapal nama-nama penyanyi
dan selebriti asing. Ini salah satu dampak globalisasi yang menyebar ke semua
penjuru negeri. Musik R & B, rock, house music lebih dikenal ABG kita ketimbang
tarian daerah, yang seharusnya dilestarikan dan dikembangkan. Siapa yang salah?

Hari ini kebetulan saya bertemu dengan pemimpin Sanggar Ayodya Pala Depok, Budi
Agustinah. Ayodya Pala adalah sanggar budaya yang melahirkan banyak seniman
tari. Jumlah muridnya sudah lebih dari 1.000 orang tersebar di lebih 20 cabang
di Jabodetabek. Agustinah yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah ini sangat
giat mempromosikan tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan Agustinah "membina" kelompok seni yang nyaris mati, hidup segan mati tak
mau. Antara lain kelompok Pencak Silat Pajajaran Cimande Depok, Rampak Bedug
dari Duren Mekar Sawangan, grup Barongsai dari Cimanggis, kelompok Reog
Ponorogo dan Kuda Lumping, kelompok Perkusi Etnis dan banyak lagi.

Anak didik Sanggar Ayodya Pala sering tampil di stasiun televisi Indosiar,
Anteve, Trans TV dan Trans 7, juga diajak manggung di luar negeri. Kontribusi
Agustinah sungguh tak terkira bagi kemajuan seni dan budaya Indonesia. Dia
konsisten melestarikan dan mengembangkan kesenian Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Cari