Mencintai Seni Budaya Indonesia Dalam perjalanan di jalan tol beberapa hari lalu, saya mendengar dialog tentang nasib seni dan budaya Indonesia yang disiarkan sebuah radio. Intinya, pencinta seni budaya kecewa pemerintah kurang peduli pada seni dan budaya Indonesia. Dampaknya, generasi muda Indonesia sudah menjadi generasi MTV. Saat ini banyak anak dan remaja Indonesia yang lebih hapal nama-nama penyanyi dan selebriti asing. Ini salah satu dampak globalisasi yang menyebar ke semua penjuru negeri. Musik R & B, rock, house music lebih dikenal ABG kita ketimbang tarian daerah, yang seharusnya dilestarikan dan dikembangkan. Siapa yang salah? Hari ini kebetulan saya bertemu dengan pemimpin Sanggar Ayodya Pala Depok, Budi Agustinah. Ayodya Pala adalah sanggar budaya yang melahirkan banyak seniman tari. Jumlah muridnya sudah lebih dari 1.000 orang tersebar di lebih 20 cabang di Jabodetabek. Agustinah yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah ini sangat giat mempromosikan tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan Agustinah "membina" kelompok seni yang nyaris mati, hidup segan mati tak mau. Antara lain kelompok Pencak Silat Pajajaran Cimande Depok, Rampak Bedug dari Duren Mekar Sawangan, grup Barongsai dari Cimanggis, kelompok Reog Ponorogo dan Kuda Lumping, kelompok Perkusi Etnis dan banyak lagi. Anak didik Sanggar Ayodya Pala sering tampil di stasiun televisi Indosiar, Anteve, Trans TV dan Trans 7, juga diajak manggung di luar negeri. Kontribusi Agustinah sungguh tak terkira bagi kemajuan seni dan budaya Indonesia. Dia konsisten melestarikan dan mengembangkan kesenian Indonesia.
Thursday, November 19, 2009
budaya indonesia
Labels:
onr.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment